Peringati Hari HIV/AIDS Sedunia, Pemkot Kediri Turun ke Jalan Beri Edukasi Warga

Sebagai upaya mengedukasi masyarakat sekaligus mencegah penularan HIV/AIDS, Pemerintah Kota Kediri melalui Kecamatan Kota menyelenggarakan kegiatan sosialisasi, Rabu (10/12). Kegiatan dilaksanakan di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Banjaran dengan membagikan pamflet edukasi serta makanan ringan kepada para pengguna jalan. 

Agus Suhariyanto, Camat Kota Kota Kediri saat membuka kegiatan menyampaikan kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia. Berkolaborasi dengan para aktivis dan relawan yang tergabung dalam Warga Peduli Aids (WPA) Kecamatan Kota, sosialisasi ini menargetkan pembagian 1.000 pamflet. Selain di lokasi tersebut, relawan juga bergerak ke sejumlah titik lain di wilayah Kota Kediri. 

“Ini adalah bentuk kepedulian kami sebagai relawan dan komunitas WPA untuk memberikan edukasi serta mencegah penyebaran HIV/AIDS di Kota Kediri,” ujarnya.

Selama ini, peran kecamatan dalam penanganan HIV/AIDS mencakup pendampingan terhadap warga yang terjangkit melalui relawan WPA di kelurahan masing- masing. Pendampingan dilakukan mulai dari dukungan psikologis, akses penanganan medis hingga pemantauan berkelanjutan. Di samping itu, kecamatan juga memfasilitasi dan mengajak relawan WPA untuk menyisipkan sosialisasi mengenai HIV/AIDS di beberapa kegiatan. 

Di kesempatan tersebut, Agus juga turut memberikan pesan kepada masyarakat agar lebih peduli dan saling menjaga lingkungan sekitar. Ia mengimbau warga apabila mengetahui adanya kasus HIV/AIDS di sekitarnya untuk segera melapor ke WPA setempat. “Dengan adanya laporan, penanganan dapat dilakukan lebih cepat sehingga penderita bisa segera mendapatkan pengobatan yang tepat,” tegasnya.

Agus berharap kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pencegahan penularan HIV/AIDS serta mengurangi stigma masyarakat terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Dengan edukasi yang tepat, penyebaran HIV dapat ditekan, sementara bagi penderita dapat memperoleh pendampingan. “Yang harus kita jauhi adalah virusnya, bukan orangnya. Jangan kucilkan para penderita karena dukungan lingkungan sosial sangat menentukan kualitas hidup bagi ODHA,” pungkasnya.